proposal tentang kemasan
Pembungkus atau kemasan

Disusun oleh
Siti Natul Rohmah (17)
Wulanndini
Maulina (32)
X-TKJ4
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Daftar
Isi ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar
Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................... 2
1.3
Tujuan ................................................................................................. 3
1.4
Manfaat .............................................................................................. 4
1.5 Metode Pencarian Materi ................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN .............................................................................. 5
2.1 Pengertian
Pembungkus/kemasan ...................................................... 5
2.2 Arti Penting
Pembungkus/kemasan .................................................... 5
2.3 Syarat-syarat Pembungkus/kemasan yang
Baik ................................. 8
2.4 Fungsi
Pembungkus/kemasan ............................................................ 11
2.5 Hubungan Pembungkus/kemasan dan Strategi
Pemasaran ............... 12
2.6 Strategi Perkembangan
Pembungkus/kemasan ................................. 14
2.7 Pembungkus/Kemasan Biaya dan
Modal .......................................... 15
2.8 Stock Untuk
Pembungkus ................................................................. 18
2.9 Membedakan Ukuran
Pembungkus .................................................. 19
2.10 Kebijaksanaan Merubah
Pembungkus ............................................. 20
BAB III
KESIMPULAN ............................................................................. 22
3.1
Kesimpulan ........................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembungkus
atau juga sering disebut kemasan adalah hal yang melekat pada suatu produk
barng. Konsumen kini lebih banyak membutuhkan waktu untuk memilih produk yang
dicari, karena merek produk semakin banyak untuk satu jenis produk tertentu
saja, seperti: produk sabun mandi di rak-rak toko/swalayan sudah puluhan
jenisnya, minyak goreng branded ada lebih 30 merek dapat dijumpai konsumen di
rak-rak supermarket. Belum lagi merek air minum sudah lebih 50 merek dapat
dijumpai konsumen di pasar. Begitu pula untuk sabun cuci deterjen ada puluhan
merek yang dipajang di swalayan untuk menarik minat konsumen. Apa yang
membedakan produk satu dengan produk yang lain? tidak lain adalah merek, dan
kemasannya. Memang kemasan kini disadari oleh produsen bukan lagi hanya
memiliki fungsi melindungi dan membungkus produk. Persaingan produk yang
semakin ketat di pasar mengharuskan produsen untuk berpikir keras meningkatkan
fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek
artistik, warna, grafi s, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli
secara sadar akan suatu produk karena tertarik pada suatu produk karena alasan
warna, bentuk dari kemasan. Belum lagi konsumen yang membeli karena impulse buying,
garagara menariknya desain, atau bentuk kemasan suatu produk. Sehingga kemasan
menjadi sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu produk.
Melalui
kemasan produk tersebut kesan (image) produk juga dapat dibentuk misalnya image
sebagai produk yang kukuh, awet, mewah atau tahan lama.
Sehingga
konsumen akan memilih produk tersebut karena sesuai dengan syarat yang akan
dibeli misalnya produk yang tahan lama, tidak mudah rusak dan terjaga
kualitasnya.
Konsumen
sering kali membeli suatu produk tidak untuk segera dikonsumsi tetapi untuk
persediaan, sehingga ia membutuhkan produk yang terlindungi secara baik isinya,
dari kerusakan, berkurangnya isi dan pengaruh cuaca. Dari sisi distribusi,
kemasan juga memegang peranan penting karena dengan kemasan produk akan mudah
disusun, dihitung, ditangani dan disalurkan secara lebih baik dan cepat.
Kemudahan dalam distribusi menjadikan kemasan didesain tertentu dan dengan
ukuran yang mudah untuk dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Ada
perusahaan yang berpendapat bahwa yang penting adalah barang yang dibungkus dan
bukan pembungkusnya. Memang harus diakui
bahwa kualitas barang adalah besar sekali pengaruhnya terhadap kelancaran
penjualan, tapi dalam hal ini bukan berarti masalah pembungkus diabaikan. Meskipun
barang dalam pembungkus itu isinya baik tapi agar orang dapat menjadi
langganan, orang tersebut harus mencobanya. Akan tetapi bila mana orang
tersebut tidak tertarik, maka orang tersebut idak akan tahu bahwa isi didalam
pembungkus tersebut adalah berkualitas baik. Mungkin jangka panjang orang akan
tahu bahwa kualitasnya baik dan pada akhirnya akan menjadi langganan. Tapi
jelas akan membutuhkan waktu yang lumayan lama.
Dengan
demikian, pembungkus yang menarik akan mempercepat kelancaran promosi, pengenalan
dan yang terakhir penjualan barang ayng di produksi. Sebenarnya masih banyak
fungsi pembungkus yang lain selain sebagai pembungkus dan keindahan dan bila
mana kita mau dan padat memperhatikan itu semua, kelancaran penjualan
barang-barang yang diproduksikan akan lebih dapat ditingkatkan. Sehingga
pentingnya pembungkus ini terutama pada perusahaan industri atau
perusahaan-perusahaan lain yang menghasilkan produk-produknya. Dengan demikian,
kita perlu mengetahui lebih dalam tentang pembungkus.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.
Apa pengertian
pembungkus/kemasan?
2.
Bagaimana arti penting
pembungkus/kemasan?
3.
Apa saja syarat-syarat
pembungkus/kemasan yang baik?
4.
Apa fungsi pembungkus/kemasan?
5.
Bagaimana hubungan
pembungkus/kemasan dan strategi pemasaran?
6.
Bagaimana strategi
perkembangan pembungkus/kemasan?
7.
Bagaimana pengaruh
pembungkus terhadap biaya dan modal?
8.
Bagaimana
stock untuk pembungkus?
9.
Bagaimana
membedakan ukuran pembungkus?
10.
Bagaimana kebijaksanaan
dalam merubah pembungkus?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembungkus/kemasan.
2. Untuk mngetahui arti penting pembungkus/kemasan.
3. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat pembungkus
yang baik.
4. Untuk mengetahui apa fungsi pembungkus/kemasan.
5. Untuk mengetahui bagaimana hubungan pembungkus/kemasan
dan strategi pemasaran.
6. Unutk mengetahui bagaimana strategi perkembangan
pembungkus/ kemasan.
7. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembungkus
terhadap biaya dan modal.
8. Untuk mengetahui Bagaimana stock untuk
pembungkus.
9. Untuk mengetahui Bagaimana membedakan ukuran
pembungkus.
10. Untuk mengetahui
bagaimana kebijakan merubah pembungkus.
1.4 Manfaat
1. Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi
penulis.
2. Memberikan informasi bagi
pembaca.
3. Dapat memahami atau
menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
1.5 Metode
Pencarian Materi
Penulis
dalam mencari materi menggunakan metode kajian pustaka yaitu mencari di buku
dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pembungkus/Kemasan
Pengertian pembungkus atau kemasan menurut
soehardi sigit, kemasan adalah wadah, tempat, isi atau yang sejenisnya yang
terbuat dari timah, kayu, kertas, gelas, besi, plastik, kain, karton atau
meterial lainnya yang membungkus atau mengemas suatu produk yang dilakukan oleh
produsen atau pemasar untuk disampaikan kepada konsumen.
Kemudian kegiatan dalam pembungkus atau
kemasan disebut pembungkusan atau pengemasan. Pengertian pembungkusan atau
pengemasan menurut William J. Stanson, kegiatan-kegiatan atau
aktivitas-aktivitas umum dalam perencaraan barang atau produk yang melibatkan
penentuan dan pembuatan bungkus atau kemasan bagi suatu barang atau produk.
Dengan demikian, pembungkusan/pengemasan
adalah suatu aktivitas atau kegiatan umum dalam perencanaan barang untuk
menempatkan barang tersebut ke dalam wadah atau tempat yang memerlukan akan
penentuan desaindan pembuatan kemasan dapat berasal dari berbagai macam bahan
yang dilakukan oleh produsen untuk disampaikan kepada konsumen.
2.2 Arti
Penting Pembungkus/Kemasan
Banyak perusahaan yang mengabaikan masalah
pembungkus suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi pembungkus
hanyalah sekedar bungkus saja. Tapi jika kita mau meneliti maka fungsi
pembungkus tidak hanya sekedar sebagai pembungkus saja, tapi jauh lebih luas
dari pada itu. Dan kalau kita mau memperhatikan
fungis-fungsi tersebut maka kelancaran penjualan produk-produk kita akan labih
baik.
Salah
satu fungsi pembungkus yang sering diabaikan adalah keindahan, padahal
keindahan pembungkus besar pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan
produkproduk kita. Walaupun faktor biaya harus juga kita perhatikan. Oleh
karena itu pembungkus dapat kita misalkan sebagai pakaian seorang wanita yang
mana jika makin indah dan cocok pakaian wanita tersebut, maka akan semakin
cantik pula wanita tersebut.
Ada
sementara perusahaan yang berpendapat bahwa yang penting adalah barang yang
dibungkus dan bukan pembungkusnya. Memang harus diakui bahwa kualitas barang
adalah besar sekali pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan, tapi dalam hal
ini bukan berarti masalah pembungkus diabaikan. Meskipun barang dalam
pembungkus itu isinya baik tapi agar orang dapat menjadi langganan, orang
tersebut harus mencobanya. Akan tetapi bila mana orang tersebut tidak tertarik,
maka orang tersebut idak akan tahu bahwa isi didalam pembungkus tersebut adalah
berkualitas baik. Mungkin jangka panjang orang akan tahu bahwa kualitasnya baik
dan pada akhirnya akan menjadi langganan. Tapi jelas akan membutuhkan waktu
yang lumayan lama.
Dengan
demikian, pembungkus yang menarik akan mempercepat kelancaran promosi,
pengenalan dan yang terakhir penjualan barang yang di produksi. Sebenarnya
masih banyak fungsi pembungkus yang lain selain sebagai pembungkus dan
keindahan dan bila mana kita mau dan padat memperhatikan itu semua, kelancaran
penjualan barang-barang yang diproduksikan akan lebih dapat ditingkatkan.
Sehingga pentingnya pembungkus ini terutama pada perusahaan industri atau
perusahaan-perusahaan lain yang menghasilkan produk-produknya.
Ada
beberapa faktor yang menunjang peranan kemasan sebagai sarana pemasaran.
Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Sistem Penjualan Swalayan
(self service)
Sistem penjualan ini makin populer
dimana-mana dan telah memaksa produk menjual dirinya sendiri. Dengan sistem
penjualan ini, pembeli memilih sendiri produk yang diinginkan diantara sekian
banyak produk sejenis. Disini kemasan mempunyai peranan untuk memikat
konsumen sehingga konsumen tertarik untuk membeli.
b. Kemakmuran Konsumen
Dengan semakin meningkatnya kemakmuran
konsumen, menyebabkan mereka membayar sedikit lebih mahal untuk memperoleh
kemasan yang memberikan kemudahan, penampilan yang menarik dan prestisenya yang
lebih tinggi.
c. Perkembangan teknologi yang
pesat
Dengan berkembangnya teknologi memungkinkan
perusahaan untuk mengganti kemasan produk yang lama menjadi kemasan yang lebih
praktis, kualitas dan penampilan yang lebih baik sehingga dapat memberikan
kemudahan bagi konsumen.
Dengan semakin pentingnya peranan kemasan
dalam pemasaran suatu produk pada akhir-akhir ini memaksa pihak manajemen unutk
terus menerus untuk memperhatikan kemasan produk merekauntuk disesuaikan dengan
perubahan selera konsumen. Disamping itu pihak manajemen harus memperhatikan
yang dilakukan oleh pesaing. Hal ini dilakukan agar produk yang dihasilkan
perusahaan tetap dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya.
Alasan mengadakan Pengemasan, Menurut William
J. Stanton, ada 3 alasan mengapa kemasan diperlikan yaitu sebagai berikut :
a. Kemasan memenuhi sasaran keamanan
Keamanan
melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen agar produk
tersebut tidak rusak. Untuk beberapa jenis produk yang dapat membahayakan
anak-anak biasanya diberi kemasan pelindung khusus. Disamping itu biasanya
produk yang diberi kemasan akan lebih bersih dan menawan
b. Kemasan
Dapat melaksanakan program pemasaran perusahaan
Melalui
kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif. Kemasan merupakan
satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya. Para pengecer juga mengakui
bahwa kemasan yang mengandung ciri-ciri promosi dan perlindungan barangyang
efektif dapat membantu meingkatkan penjualan dan mengurangi biaya karena
kerusakan produk.
c. Manajemen dapat mengemas produknya sedemikian rupa untuk
meningkatkan perolehan laba
Dengan
kemasan yang baik dan menarik jelas akan meningkatkan kualitas suatu produk,
sehinngga akan meningkatkan penjualan, kemudian secara otomatis akan
meningkatkan laba.
2.3 Syarat-syarat
Pembungkus/Kemasan yang baik
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, fungsi pembungkus tidak hanya sebagai bungkus
tapi lebih luas dari pada itu. Dan apabila kita dapat memenuhi syarat-syarat
tersebut maka konsumen atau calon konsumen lebih puas sehingga kelancaran dari
penjualan barang-barang akan lebih lancar. Syarat-syarat pembungkus yang baik yaitu
sebagai berikut :
a. Sebagai Tempat
Syarat ini adalah syarat yang paling utama
dan telah banyak diketahui sehinggga bukan sebuah permasalahan lagi. Misalkan
kita menjual minuman maka sudah tentu kita memilih pembungkusnya adalah botol
dari gelas ataupun plastik dan bukan dari ketas yang tidak dapat berfungsi
sebagai tempat untuk minuman.
b. Menarik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka setiap perusahaan hendaknya dapat membuat pembungkus yang menarik. Dengan
pembungkus yang menarik tersebut dapat diharapkan orang akan tertarik untuk
mencobanya sehingga akhirnya dapat diharapkan menjadi langganan. Oleh karena
itu, sayang sekali jika suatu barang yang pembungkusnya menrik tapi barang
tersebut kurang berkualitas, pasti akan mengecewakan konsumen. Ada juga orang
yang berpendapat bahwa yang menarik hanya barang-barang yang kita ingin
mencobanya kita harus beli misalnya kembang gula, makanan dan minuman dalam
kaleng dan lain-lain. Sedangkan bagi barang-barang yang kita dapat mengetahui
kualitasnya tanpa kita membelinya yaitu misalnya kaca mata, sepatu dan
lain-lain. Ada orang yang berpendapat bahwa masalah keindahan pembungkus tidak
perlu diperhatikan. Tapi itu adalah pendapat yang salah,
pembungkus yang menarik itu tetap penting meskipun itu barang-barang
yang terbuka sebelum dibeli misalnya kaca mata. Sebab dengan pembungkus yang
indah dan menarik akan menimbulkan kesan bahwa kualitas barangnya adalah baik
juga. Yang disebut dengan indah dan menarik disini adala kombinasi bahan,
bentuk, komposisi warna, gambar, tulisan dal lain-lain.
c. Dapat Melindungi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
kualitas suatu barang sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan.
Oleh karena itu, maka perlu pembungkus yang dapat melindungi baik pada waktu
masih di gudang, dalam pengangkutan maupun dalam peredaran di pasaran. Bila
pembungkus mampu melindungi barang-barang akan lebih terjamin kualitasnya,
sehingga kelancaran penjualan dapat ditingkatkan. Misalnya seperti
barang-barang elektronik seperti TV, kulkas yang mudah rusak, sehingga harus
dibuatkan pembungkus sedemikian rupa sehingga dalam pengagkutan, kualitas
barang dapat dipertahankan dan tetap terjamin. Untuk obat-obatan yang peka
terhadap sinar matahari biasanya biasanya ditempatkan pada botol-botol yang
gelasnya berwarna gelap. Apabila kita tidak memperhatikan masalah tersebut, maka
kualitas barang-barang kita tidak akan terjamin kualitanya sehingg hal tersebut
akan mempengaruhi dalam kelancaran penjualan.
d. Praktis
Apabila perusahan mampu membuat pembungkus
yang praktis maka dengan sendirinya konsumen akan lebih puas. Maksud praktis
disini adalah mudah dibawa, mudah dibuka dan ditutup kembali, ringan dan
sebagainya. Contohnya yaitu pembungkus rokok yang mudah ditaruh dalam saku baju
maupun celana.Apabila kita merasa pembungkus yang kita buat kurang
praktis maka kita harus membuat yang lebih praktis.
e. Menimbulkan Harga diri
Biasanya
pembungkus yang menarik secara otomatis akan dapat menimbulkan harga diri yang
baik. Meskipun demikian kita harus memperhatikan masalah ini. Hal-hal yang
terutama untuk barang-barang yang dapat dipakai untuk kado misalnya biskuit
tertentu, yang tempatnya indah dan menarik, sehingga bagi orang yang membeli
biskut tersebut akan naik harga dirinya. Sebab jika kita rasakan isinya, tak
jauh beda dengan yang lain-lain. Pada toko-toko pengecer pada umumnya
pembungkus pengruhnya untuk menambah harga diri banyak yang diabaikan. Misalnya
membungkus barang dengan kertas koran yang sudah kumal, sehingga menimbulakan
rasa malu bagi yang membawanya dan kejadian tersebut jelas akan memperlambat
kelancaran penjualan.
f. Ketepatan Ukuran
Ukuran
pembungkus harus kita perhatikan juga, sebab hal ini akan berhubungan erat
dengan harga suatu barang. Di negara yang sudah maju seperti Amerika, maka
ukuran-ukuran yang besar akan lebih ekonomis, tapi bagi negara yang baru
berkembang seperti Indonesia pada umunya daya belinya kebanyakan rendah,
sehingga perlu diperhatikan pembungkus dengan ukuran yang terjangkau dengan
daya beli sebagaian besar masyarakan adalah ukuran mini. Misalnya perusahaan
bumbu masak, shampo dan lain-lain. Telah mengintrodusir cara ini sehingga
dengan demikian penduduk yang berpenghasilan rendah dapat pula ikut membelinya,
meskipun sebenarnya dengan ukuran mini tersebut dapat menimbulkan jatuhnya
harga menjadi lebih mahal.
g. Pengangkutan
Dalam
membuat dan menentukan pembungkus pada suatu barang, harus pula diperhatikan
pengaruhnya terhadap ongkos pengangkutan. Misalnya pembungkus persegi seperti
rokok, susu balita dan lain-lain, akan dapat menghemat biaya pengangkutan.
Dengan penghematan terhadap ongkos pengangkutan maka perusahaan akan mampu
menjual dengan harga yang lebih rendah dari saingannya atau dengan harga jual
yang sama dengan perusahaan akan mampu meningkatkan kualitas dari barang
prosuksinya. Dengan tindakan ini dapat diharapkan kelancaran penjualan dapat
lebih ditingkatkan.
Dari
penjelasan tentang syarat-syaran pembungkus di atas timbul
pertanyaan-pertanyaan manakah yang harus di pentingkan dari beberapa syarat
tersebut. Hal ini perlu dipersoalkan sebab dalam prakteknya sulit bagi
perusahaan unutk dapat memenuhi semua syarat-syarat tersebut secara sempurna.
Bahkan di dalam memenuhi syarat-syarat tersebut kadang-kadang terjadi
kontradiksi atau pertentangan. Misalnya dalam usaha pembungkus yang menghemat
ongkos angkutan dapat menyebabkan keindahan dari barang tersebut menjadi
berkurang. Oleh karena itu, sebaiknya semua perusahan mampu memperhatikan semua
masalah dalam keseimbangan yang baik dan menitik beratkan pada syarat-syarat
yang di anggap paling penting sesuai dengan produk yang dihasilkan.
2.4 Fungsi
Pembungkus/Kemasan
Adapun
beberapa fungsi kemasan yang perlu diperhatikan kepada produsen adalah sebagai
berikut :
a. Sebagai Tempat
Unutk menentukan daya muat dari kemasan harus
diketahui berat atau bobot atau jenis produk yang akan ditempatkan didalam
kemasan tersebut. Oleh karena itu dalam membuat kemasan suatu produk diperlukan
penuntuan desain yang khusus, apakah menggunakan kemasan berwujud kotak,
kaleng, dalam botol dan sebagainya yang disesuaikan dengan produk. Disamping
itu kemasan dapat memberi kemudahan serta dapat melindungi produk dalam
distribusiannya. Syarat minimum kemasan suatu produk adalah kemasan harus dapat
melindungi isi produk.
b. Sebagai identitas
Identitas suatu produk sangat penting karena pada
umunya produk perusahaan dijual bersama dengan produk lain yang sejenis. Oleh
karena itu kemasan suatu produk padat dipakai untuk membedakan dengan produk
lain yang sejenis yang dihasilkan oleh produsen lainya.
c. Sebagai Alat Komunikasi
Kemasan secara tidak langsung dapat dipakai
sebagai alat komunikasi dengan konsumen, dimana kemasan tersebut menunjukkan
merk, gambar dan pesan yang bersifat memberikan keterangan yang menyababkan
rasa tahu, memberi petunjuk tentang penggunaan produk, komposisi bahan dari
produk tersebut, serta keterangan lainnya yang ada pada kemasan. Jadi, secara
keseluruhan kemasan dapat memberikan keteranga kepada konsumen.
d. Memudahkan Penggunaan
Produk
Fungsi lain dari kemasan adalah untuk
memudahkan konsumen unutk menggunakan produk. Memudahkan bagi konsumen dalam
arti kemasan yang mudah dibuka, isinya mudah dikeluarkan dan mudah dibawa.
e. Mempromosikan Produk
Kemasan yang dapat melindungi dan memudahkan
dalam penggunaan produk maka secara otomatis akan menambah nilai jual dan
promosi produk itu. Biasanya barang konsumsi yang ada di pasar ataupun di
toko-toko diletakkan dekat dengan produk pesaing. Promosi barang tersebut
tergantung pada kemasan, karena kemasan mempunyai pengaruh dalam pajangan untuk
memikat konsumen.Perbaikan kemasan dapat merupakan cara efektif untuk
menarik konsumen baru.
2.5 Hubungan
Pembungkus/Kemasan dan Strategi Pemasaran
Kemasan
dapat digunakan dalam beberapa cara sebagai alat pemasaran produk. Strategi
yang digunakan harus menarik, hal yang penting dalam strategi pemasaran antara
lain sebagai berikut :
a. Strategi Ukuran
Pasar
mungkin dibagi-bagi oleh jumlah pemakai produk, contohnya tentang hal ini dapat
ditemukan pada pemasaran yaitu kemasan ukuran umumdan ukuran keluarga, juga
pada kemasan yang sangat kecil atau mini yang diproduksi untuk beberapa hal,
misalnya barang-barang untuk toilet, unutk kenyamanan orang-orang yang
bepergian. Strategi ukuran juga mempunyai peranan dalam pengenalan produk baru.
Bagi konsumen kemasan ukuran kecil atau mini biasanya digunakan untuk tujuan
perkenalan suatu produk. Ukuran yang lebih besar diperkenalkan kemudian untuk
memenuhi permintaan konsumen dan untuk memberikan tambahan jenis ukuran.
b. Strategi Bahan
Bahan
yang digunakan dalam kemasan mungkin mempunyai peran utama dalam strategi
pemasaran karena kemasan dapat digunakan untuk meyakinkan keamanan. Misalnya
botol shampo yang tidak mudah pecah atau alat penutup yang sulit dibuka bagi
anak-anak sehingga tidak berbahaya bagi mereka.
c. Strategi Desain
Strategi
desain mencangkup bentuk dan bahan tapi disini menekankan warna, tulisan,
gambar dan simbul yang menarik. strategi desain biasanya digunakan untun
memberikan identitas produk.
d. Strategi kenyamanan
Kemasan
harus didesain dengan baik agar memberikan kemudahan bagi konsumen yang
memakainya. Secara otomatis jika konsumen merasakan kemudahan dari suatu
produk, konsumen juga akan merasakan kenyamanan.
e. Strategi Promosi
Kemasan
memungkinkan didesain kerena promosi penjualan. Misalnya pada kemasan diberi
resep, potongan harga, hadiah dan sebagainya yang menghiasi bagian depan
kemasan. Alasan menggunakan strategi ini karena kemasan merupakan salah satu
elemen dalam pemasaran. Sehingga akan secara otomatis terjadi sebuah promosi
juga.
2.6 Strategi
Perkembangan Pembungkus/Kemasan
a. Merumuskan Konsep Pemasaran
Dalam
tahap ini ditetapkan fungsi utama kemasan yang akan dirancang, apakah kemasan
tersebut hanya dimaksudkan sebagai pelindung produk, untuk meningkatkan citra
produk atau untuk memberi kemudahan kepada konsumen. Dalam merumuskan konsep
kemasan beberapa faktor yang perlu dijadikan pertimbangan antara lain :
Ø Ketahanan dan Proteksi,
kemasan harus dapat melindungi produk terhadap temperatur dan kelembapan udara.
Juga agar produk tidak rusak, busuk, berkarat atau kotor.
Ø Memudahkan bagi
konsumen, kemasan harus mudah dibuka, dituang, disimpan, aman dan disertai
petunjuk pemakaian yang jelas.
Ø Kemudahan bagi penjual,
mudah dibawa, diatur diatas rak, tidak gampang rusak dan hemat tempat.
Ø Menarik bagi pembeli,
desain dan bentuk yang menarik, mudah diingat dan menonjol di antara
produk-produk pesaing serta penampilan yang cocok dengan produk.
Ø Biaya, biaya kemasan
harus proposional dengan harga produknya. Jangan sampai sama atau lebih mahal
darai harga produk sebab konsumen itu membeli produk bukan kemasannya.
Ø Lingkungan, Utamakan
bahan kemasan yang dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang atau diolah
kembali, serta tidak membahayakan lingkungan.
b. Merancang Desain Kemasan
Rancangan
desain menyangkut elemen-elemen bentuk, ukuran, bahan, warna, merk, tulisan,
gambar dan sebagainya. Elemen-elemen tersebut harus dipadukan dalam keserasian
unutk memaksimalkan nilai tambah bagi konsumen meupun untuk meningkatkan posisi
produk terhadap produk pesaing.
c. Seleksi Desain
Karena
biasanya merancang tidak hanya menyiapkan suatu alternatif desain, maka perlu
diadakan seleksi desain mana yang dinilai paling efektif. Seleksi ini dilakukan
melalui beberapa tahap pengujian yaitu :
Ø Pengujian tehnik
(engincering test), bertujuan unutk memastikan bahwa desain-desain kemasan
tersebut tahan terhadap kondisi tertentu, misalnya temperatur udara, tekanan
berat dan sebagainya.
Ø Pengujian Pandangan
(visual test), untuk memastikan bahwa teks atau tulisan pada kemasan jelas
terbaca, atau bahwa warna dan bentuknya serasi jika dilihat.
Ø Pengujian oleh calon
penjual (dealer test), untuk memastikan bahwa para pedagang (pengecer atau
distributor) tertarik pada penampilan maupun kemudahan pada produk yang
dirancang bagi mereka.
Ø Pengujian oleh calon
pembeli (consumer test), untuk memastikan bahwa konsumen menyukai kemasan
produk.
d. Evaluasi kembali secara berkala
Untuk
melihat apakah kemasan masih efektif sebagai alat menjual, perlu diadakan
evaluasi kembali secara berkala. Cepatnya perubahan selera konsumen, pesatnya
pekembangan teknologi dan makin ketatnya persaingan, mengharuskan produsen
untuk selalu mengevaluasi kembali strategi kemasannya. Perubahan strategi
pengemasan tidak selalu harus menggunakan bahan kemasan yang lebih mewah.
Dengan mengembangkan kemasan yang efektif dan menarik, maka kemasan tersebut
dapat dipakai sebagai alat promosi untuk meningkatkan volume penjualan.
2.7 Pembungkus/Kemasan
Biaya dan Modal
Dalam memenuhi syarat-syarat di muka maka
kita sering terbentur pada biaya sehingga untuk itu masalah biaya harus kita
perhatikan. Sebenarnya bukan hanya faktor biaya yang merupakan persoalan tapi
jumlah modal yang tertanampun merupakan masalah yang harus kita pecahkan.
Misalkan apabila kita ingin membuat pembungkus yang baik biasanya terbentur
pada masalah biaya yang lebih besar yang mana berarti akan dapat meningkatkan.
ongkos poduksinya. Tapi ada juga usaha untuk meningkatkan mutu pembungkusan
tidak menaikkan biaya pokok, tapi terbentuk pada jumlah modal yang harus
ditanamkan. Misalnya apabila kita ingin suatu botol dan gelas dengan design
yang spesifik yang kita rancang secara artistik maka pesanan untuk gelas ini
harus dalam jumlah yang sangat besar sehingga memerlukan penanaman modal yang
sangat besar.
Sebenarnya tindakan untuk meningkatkan mutu
dan pembungkusan tidak mesti mengakibatkan kenaikan harga pokok. Bahkan
kadang-kadang tindakan kita itu mempunyai dua keuntungan sekaligus yaitu omzet
penjualan dapat dinaikkan dan effisiensi dapat ditingkatkan karena harga pokok
justru akan lebih rendah. Untuk lebih jelasnya baiklah kami berikan contoh
perhitungannya. Contohnya sebagai berikut
Suatu perusahaan yang memprodusir produk X, mempunyai data-data
sebagai berikut :
Ø biaya tetap (fixed cost)
per bulan Rp.500.000.-
Ø biaya bahan baku per unit
Rp.400,-
Ø biaya pembungkusan per
unit Rp.50,-
Ø kapasitas produksi per
bulan 1000 units.
Ø harga jual per unit Rp.l.200,-
Berdasarkan data-data di atas maka dapat
disusun harga pokok per unit sebagai berikut
biaya tetap (fixed cost) per unit produksi: Rp.500.000:
1000 = Rp. 500,-
biaya bahan baku per unit
produksi ……………… =
Rp. 400,-
biaya pembungkus per unit produksi
……………... =
Rp. 50,-

Karena perusahaan menjual per-unit produksi
Rp. 1.200,- maka keuntungan per-unitnya adalah Rp. 1.200,- Rp. 950,- = Rp.
250,- atau keuntungan per-bulannya 1000 x Rp.250,- = Rp.250.000,-
Kemudian perusahaan merencanakan untuk
membuat pembungkus yang lebih indah dan menarik tapi untuk itu menyebabkan
biaya untuk pembungkusan naik dan Rp.50,- per-unit menjadi Rp. 100,- Tapi
dengan pembungkus yang baru tersebut diramalkan dapat terjadi kenaikan
penjualan sebanyak 250 units per-bulan sehingga omzet penjualan dapat
diharapkan rata-rata 1250 units per-bulan. Dengan kenaikan
omzet penjualan ini pembelian bahan baku setiap kali dapat dilakukan
dalam jumlah yang lebih besar sehingga harga pembelian per-unit dapat lebih
murah yaitu : Rp.375,- per-unit produksi (sebelumnya Rp.400,-). berdasarkan data-data
tersebut mi dapat disusun perhitungan sebagal berikut:
biaya
tetap per-unit
Rp.500 000,- :
1250 =
Rp.400,-
biaya bahan baku
per-unit =
Rp.375,-

Harga pokok
per-unit Rp.875.-
Karena perusahaan menjual Rp. 1200,- per-unit
produksi maka keuntungan per-unit : Rp1200,- - Rp.875,- = Rp.325,- atau per-bulan
kuntungannya 1250 x Rp.325,- = Rp.406.250,-. Dan
kalau dua alternatif ini kita bandingkan dalam satu bagan maka :
Alternative I
|
Alternatif II
|
|||
Sebelum pembaharuan perusahaan
|
Sesudah pembaharuan perusahaan
|
|||
Untung perunit
|
Untung perbuah
|
Untung perunit
|
Untung perbuah
|
|
Rp. 250,-
|
Rp. 250.000
|
Rp. 325,-
|
Rp. 406.250
|
Di sini jelaslah dalam contoh ini hahwa
dengan adanya perbaikan dalam pembungkusan, maka kemungkinan keuntungan dapat
ditingkatkan dan sekaligus effisiensi dapat pula ditingkatkan. Tapi perlu
dicatat di sini kebetulan alternatif ke II lebih baik dan pada alternatif ke I.
Tapi keadaan ini belum mesti demikian, oleh karena itu perlu sebelum melakukan
tindakan kita harus melakukan perhitungan yang teliti sehingga tindakan kita
tersebut dapat secara ekonomis dipertanggung jawabkan.
2.8 Stock
Untuk Pembungkus
Sebebarnya masalah stock/persediaan bukan
hanya penting untuk bahan baku tapi untuk pembungkuspun tidak kalah
pentingnya.Pada umumnya pada pembungkus suatu barang diletakkan merk atau cap
dari perusahaan yang bersangkutan, sehingga dengan demikian bilamana tiba-tiba
perusahaan kehabisan pembungkus/etiketnya maka tidak mungkin perusahaan membeli
di pasaran.
Jadi sebenarnya resiko
kehabisan pembungkus lebih berat daripada resiko kehabisan bahan baku. Sebab apabila kita
kehabisan bahan baku kita dapat membeli di pasaran meskipun dengan biaya extra.
Tapi bagaimana bila kita kehabisan pembungkus atau etiket?
Karena pada umumnya nilai pembungkus relatif
rendah dibandingkan dengan nilai keseluruhan dari barang tersebut, dan
pemesanan dalam jumlah yang besar menimbulkan perbedaan biaya di bandingkan
dengan pemesanan dengan jumlah sedikit.Di samping itu kadang-kadang
percetakan/offset tidak mau menerima pesanan dalam jumlah yang kecil.Oleh karena
itu banyak perusahaan yang mempunyai stock untuk masa produksi setahun,bahkan
ada yang menyediakan stock untuk masa produksi sampai lima tahun atau lebih.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas maka
kemungkinan kehabisan adalah kecil, sebab suatu perusahaan yang menyediakan
stock untuk untuk masa satu tahun maka kemungkinan kehabisan dalam satu tahun
paling banyak satu kali.Untuk itu perlu bagi setiap perusahaan melakukan
administrasi yang baik untuk menjaga jangan sampai persediaan habis sama
sekali.Salah satu cara untuk itu adalah dengan jalan menetapkan besarnya
persediaan besi (iron stock), yaitu jumlah minimum yang tidak boleh di kurangi
dan dipakai kecuali dalam keadaan darurat.Dan sebaiknya untuk iron stock ini
ditetapkan untuk masa produksi selama pemesanan sampai barang tersebut sampai
digudang.
Misalnya suatu perusahaan kebutuhan
pembungkusan tiap harinya 1000 units, padahal waktu pemesanan sampai barang
tiba di gudang selama 30 hari. Maka persediaan besi ditetapkan sebanyak 30.000
units. Dengan demikian apabila persediaan di gudang tinggal 30.000 +30.000
=60.000, kita harus segera melakukan pemasaran . Dengan
demikian pada saat pesanan sampai di gudang persediaan tepat masih 30.000.
Tapi dalam praktek kenyataan masalah
administrasi pembungkus ini sering diabaikan,apalagi bila mana antara
pembungkus-pembungkus dengan merk tersebut dapat dipisah-pisahkan.
2.9 Membedakan
Ukuran Pembungkus
Suatu perusahaan dapat saja membuat
pembungkus lebih dari satu macam.Misalkan dalam ukuran pembungkus dapat dibuat
dalam ukuran besar,sedang,kecil dan mungkin ukuran mini. Perbedaan ukuran
pembungkus tersebut terutama untuk menyesuaikan dengan selera konsumen dengan
masyarakat yang mempunyai daya beli yang berbeda-beda.Bahkan pada negara-negara
yang sedang berkembang di mana saat income per-capita masih sangat rendah
seperti Indonesia saat ini (tahun 1977) maka banyak prodesun yang membuat
bungkus-bungkus ukuran mini di mana saat ini telah diintrodusir oleh perusahaan
vetsin,shampo dan sebagainya.
Selain
perbedaan ukuran,maka produsen dapat juga membedakan pembungkus dalam hal
design,warna dan sebagainya. Tujuan perusahaan membedakan ini adalah untuk
membuat satu jenis barang tetapi dengan perbedaan tertentu misalnya rasa,aroma
dan sebagainya.Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa perusahaan yang
berorientasi pada pasar mengetahui bahwa di dalam masyarakat untuk satu macam
barang terdapat perbedaan selera,sehingga dengan membuat satu macam barang
tersebut.Misalnya untuk rokok mungkin ada yang senang rasa antep,sedang,atau
yang ringan.Dan biasanya rasa ringan ini digemari oleh golongan muda
dan wanita. Untuk dapat menyesuaikan dengan selera yang bermacam-macam tersebut
mungkin perusahaan tersebut tidak hanya dengan satu macam rasa, tetapi berusaha
untuk membuat rokok dengan bermacam-macam rasa.
Dan
untuk melaksanakan itu semua, sebelumnya perusahaan harus berusaha untuk
memajukan barangnaya semaksimal mungkin dan baru bilamana usahanya tersebut
tidak dapat meningkatkan penjualan lebih tinggi lagi,barulah pemecahan dengan
jalan tersebut diatas difikirkan.Hal ini perlu diperhatikan sebab untuk membuat
satu macam barang dengan berbagai selera,dapat menimbulkan pekerjaan tambahan
dalam produksi sehingga dapat menambah biaya pembuatannya.Sebenarnya tidak
setiap perusahaan setuju dengan cara ini tapi bilamana omzet penjualan tidak
dapat ditingkatkan lagi maka mencoba cara ini akan lebih baik dari pada dengan
jalan membuat produksi baru.
2.10 Kebijaksanaan
Merubah Pembungkus
Secara
umum merubah pembungkus adalah kurang tepat sebab keputusan ini
dapat menimbulkan rasa kaget bagi konsumen-konsumennya. Hal ini terutama di Indonesia (tahun 1977) favoritnya
hanya berdasarkan pada warna dan design semata-mata. Misalkan di Indonesia saat
ini(tahun 1977) permen Mentos dari Belanda mendapatkan pasaran yang cukup baik.
Dan ini mengundang pemalsuan dengan merk mentol (yang ditirunya Mentos)untuk
menghindari tuntutan hukum dengan design dan warna yang mirip sekali dengan
permen Mentos. Ternyata dengan cara ini banyak pembeli yang tertipu
dalam membelinya. Seberyna cara ini secara hukum dapat dituntut karena
menimbulkan keraguan untuk membedakan.
Oleh
karena itu bilamana perusahaan terpaksa melakukan peruabahan terhadap
pembugkusnya hendaknya jangan terlalu menyimpang baik warna maupun
design dengan pembungkus yang lama. Hal ini sangat penting sebab kalau
terlalu berbeda dapat menimbulkan kekeliruan bagi konsumen sehingga hal ini
dapat merugikan perusahaan.
Suatu
perusahaan melakukan perubahan terhadap pembungkus tersebut disebabkan beberapa
hal misalnaya untuk mengikuti perkembangan dari pembungkus saingan-saingan.
Sebagai contoh karena adanya kemajuan dalam percetakan dari percetakan press
menjadi offset yang lebih baik dan lebih indah maka banyak
perusahaan-perusahaan yang merubah etiket-etiketnya dengan jalan mengoffsetkan.
Mungkin perubahan tersebut disebabkan karena perusahaan tersebut ingin
memuaskan praktis,lebih melindungi dan sebagainya.
Meski
demikikian di dalam merubahpembungkus perusahaan harus tetap mempertahankan
bahwa pembungkus yang baru tidak boleh terlalu berbeda dengan pembungkus yang
lama, dan disamping itu didalam masalah biaya harus pula dipikirkan.
BAB
III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Pembungkus
akan dapat memperlancar penjualan barang-barang bila perusahaan tidak
menganggap fungsi pembungkus hanya sebagai pembungkus saja.
2. Dalam
membuat pembungkus faktor-faktor keindahan praktis, ukuran, kemampuan
melindungi dan sebagainya harus pula diperhatikan.
3. Pembungkus
yang lebih mahal mungkin akan dapat menurunkan harga pokok, bilamana dengan
pembungkus tersebut perusahaan akan mampu meningkatkan omset penjualan.
4. Perbedaan
pembungkus dapat dilakukan untuk membedakan barang yang sama tetapi mempunyai
ciri-ciri yang berbeda.
5. Kebijaksanaan
merubah pembungkus harus tetap diusahan tidak jauh berbeda dengan pembungkus
yang lama.
Hak Cipta
Menurut UU Hak Cipta Pasal 1 Ayat (1), yang dimaksud dengan hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk menggunakan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan ijin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mumet ya? Gampangnya bisa anda lihat pada penjelasan berikut ini. Jenis perlindungan hak cipta ini adalah untuk karya berupa karangan asli ang tetap dalam suatu media ekspresi seperti gambar, grafis, karya seni ukir, rekaman atau karya arsitektur. Tapi yang harus anda ketahui, perlindungan hak cipta tidak dapat digunakan pada ide, prosedur, proses ataupun konsep. Tapi kalau bahan situs web umumnya mempunyai hak cipta.
Menurut UU Hak Cipta Pasal 1 Ayat (1), yang dimaksud dengan hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk menggunakan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan ijin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mumet ya? Gampangnya bisa anda lihat pada penjelasan berikut ini. Jenis perlindungan hak cipta ini adalah untuk karya berupa karangan asli ang tetap dalam suatu media ekspresi seperti gambar, grafis, karya seni ukir, rekaman atau karya arsitektur. Tapi yang harus anda ketahui, perlindungan hak cipta tidak dapat digunakan pada ide, prosedur, proses ataupun konsep. Tapi kalau bahan situs web umumnya mempunyai hak cipta.
Jadi mulai sekarang jika anda mempunyai ide
bisnis yang berkaitan dengan produk yang benar-benar unik dan menjual, segera
lindungi produk anda tersebut. Entah dengan hak paten, merek dagang atau dengan
perlindungan hak cipta.
Apapun jenis bisnis anda, lindungilah kekayaan
intelektual anda. Tinggal anda sesuaikan saja, mana yang harus anda urus
HAKI-nya. Walaupun anda merasa produk anda belum sempurna. Jangan tunggu produk
anda sempurna. Tidak ada produk yang benar-benar sempurna.
Komentar
Posting Komentar